Kanker endometrium atau disebut juga kanker rahim adalah salah satu jenis kanker yang lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause dibandingkan wanita yang masih memiliki siklus menstruasi. Kanker ini berkembang di lapisan rahim yang disebut endometrium. Apa penyebab dan faktor risiko berkembangnya kanker ini?
Penyebab Kanker Endometrium
Endometrium adalah lapisan rahim yang melapisi dinding rahim dan berperan dalam siklus menstruasi. Endometrium bisa menebal sebagai persiapan kemungkinan kehamilan. Jika telur yang telah dibuahi menanamkan diri, maka endometrium akan tetap ditempatnya. Namun, bila tidak ada kehamilan yang terjadi, maka lapisan endometrium yang menebal akan luruh dan lepas dari rahim selama menstruasi.
Sebenarnya tidak diketahui pasti apa penyebab kanker endometrium. Tetapi kelainan endometrium seperti hiperplasia endometrium meningkatkan risiko kanker endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah kondisi di mana lapisan endometrium menjadi terlalu tebal. Akibatnya, Anda akan mengalami perdarahan yang tidak teratur atau berat.
Kanker endometrium juga bisa disebabkan oleh pertumbuhan sel tidak normal di endometrium, yang kemunculannya dipengaruhi oleh berbagai faktor kesehatan lainnya.
Baca Juga: Ketahui Gejala Endometriosis Selain Haid Berlebihan
Faktor yang Meningkatkan Risiko Kanker Endometrium
Hiperplasia endometrium tidak selalu berakhir dengan kanker endometrium. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker endometrium, di antaranya:
Perubahan keseimbangan hormon di dalam tubuh
Hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium memiliki peran penting dalam siklus menstruasi dan keseimbangan endometrium. Jika terjadi ketidakseimbangan hormon, seperti peningkatan estrogen tanpa peningkatan progesteron yang sesuai, risiko kanker endometrium dapat meningkat.
Kapan menstruasi dan menopause di usia lebih lanjut
Usia menstruasi dini (sebelum usia 12 tahun) dan menopause yang terjadi di usia lebih lanjut dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
Usia menstruasi yang lebih dini berarti periode menstruasi dimulai pada usia yang lebih muda. Artinya paparan endometrium terhadap estrogen dalam tubuh lebih lama sehingga risiko kanker endometrium meningkat.
Di sisi lain, menopause yang terjadi pada usia yang lebih lanjut juga dapat meningkatkan risiko kanker endometrium. Menopause yang terjadi di usia lebih lanjut artinya tubuh terus memproduksi estrogen dalam jangka waktu yang lebih lama. Paparan estrogen lebih lama meningkatkan risiko kanker endometrium.
Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Polip Rahim
Belum pernah hamil atau tidak dapat hamil
Walaupun bukan menjadi penyebab utama kanker endometrium, namun wanita yang belum pernah hamil atau tidak dapat hamil memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kanker endometrium.
Kehamilan memiliki efek protektif terhadap kanker endometrium. Selama kehamilan kadar estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta menurun sehingga endometrium memiliki periode beristirahat. Sebaliknya, wanita yang belum pernah hamil atau tidak dapat hamil memiliki paparan estrogen lebih lama tanpa periode istirahat sehingga risiko perkembangan kanker endometrium meningkat.
Obesitas
Obesitas meningkatkan risiko banyak penyakit termasuk penyakit kardiovaskular, stroke, menurunkan kualitas hidup serta meningkatkan risiko aneka jenis kanker termasuk kanker endometrium. Obesitas berkontribusi terhadap perubahan hormonal yang meningkatkan kadar estrogen di dalam tubuh.
Paparan yang berlebihan terhadap estrogen dapat merangsang pertumbuhan sel-sel endometrium dan meningkatkan risiko perkembangan kanker endometrium. Obesitas juga dapat menyebabkan resistansi insulin yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan meningkatkan produksi estrogen oleh jaringan adiposa.
Apabila Anda mengalami perdarahan di antara menstruasi, perdarahan setelah menopause, kesulitan atau rasa sakit saat buang air kecil, serta nyeri di area panggul, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi dengan dokter melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim